Blogger Widgets Yuktika Izdihaar: Contoh pidato keagamaan dengan tema Membangun Jiwa wirausaha bertauladan Rasulullah Blogger Widgets

Senin, 15 Desember 2014

Contoh pidato keagamaan dengan tema Membangun Jiwa wirausaha bertauladan Rasulullah

MEMBANGUN JIWA BERWIRAUSAHA
* YUKTIKA *

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Subhhanallaah walhamdu lillaah walaailaaha illallaah wallaahu akbar, laa haula wa laa kuwwata illaa billaahil ‘aliyyn ‘azhiimi. Allaahhumma shalli ‘ala sayyiddina Muhammad walaaillaaha haallaahi wa asshaabihi adjmaa’in ammaba’adu.

Saudara-saudara sekalian yang berbahagia,
Tidak akan mungkin pertemuan ini terjadi kecuali Allah yang menghendaki. Ini adalah nikmat bagi orang yang bersyukur. Indonesia dikenal sebagai jamrud khatulistiwa, tapi inilah yang membuat kita jadi sial karena membuat orang-orang yang mau berbuat dzalim datang menjajah. Kalau saja negara ini miskin, maka Belanda akan malas datang kesini, Jepang pun malas. Hampir sejarah umat Islam ini selalu dalam keadaan dijajah juga di Indonesia ini. 350 tahun dijajah Belanda dan kadang berpikir apa yang kita lakukan selama 350 tahun . Belanda pulang Jepang datang, kemudian Jepang pergi. Sampai sekarang kita kebagian apa? Rakyat  kita banyak sebagai pelayan, pembeli, satpam. Berapa sih gaji pelayan?. Pabrik banyak, kita hanya sebagai buruh, berapa sih gaji buruh?. Lalu dengan enak kita menyalahkan orang lain. “Habis sih orang lain dzalim. Habis sih orang-orang itu licik.” Ini cara yang paling efektif yang biasa kita lakukan untuk menyembunyikan rasa kalah kita. Kita main hantam saja menyalahkan orang lain.
Mulai dari sekarang mari kita sepakati bahwa kita akan sangat sibuk melihat diri kita sendiri karena sibuk melihatnya orang lain, sampai kita tidak sadar bahwa kita yang merusak diri kita. Apapun yang dilakukan orang lain, kalau kitanya benar kita tidak akan pernah rugi, terbunuh sekalipun kalau benar maka syahid. Oleh karena itu saya harapkan rekan-rekan siap kalau datang ke Majlis ini, kita akan lebih banyak melihat kedalam diri kita, bukan tidak boleh melihat orang lain, tapi pondasi melihat orang lain dari mulai melihat diri sendiri.

Saudara-saudara sekalian,
 Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah SAW pun, kita hampir tidak tahu bagaimana saat Rasulullah berumur 17 tahun, 20 tahun. Kita baru tahu ketika berumur 25 tahun, tapi itupun bad news tidak enak dengarnya. Muhammad menikah dengan janda kaya, dari sinilah image yang terbentuk seakan-akan ada pemuda yang nebeng kekayaan istrinya. Tapi kalau kita buka dalam diantaranya buku, Muhammad sebagai pedagang (trader). Disana banyak dikutip selain buku-buku lainnya, bahwa satu hal yang amat sangat jarang kita pahami adalah bagaimana Nabi Muhammad menjadi seorang profesional. Kita umat Islam, sekarang babak belur seperti ini karena kita hampir tidak mengerti bagaimana menjadi profesional.

Sahabat-sahabatku sekalian yang dimuliakan Allah SWT,
Kalau kita balik, ada pelajaran yang agak kurang kita pahami yaitu jiwa enteprais Rasulullah SAW. Inilah yang coba kita kembangkan dalam kesempatan ini karena kenyataan membuktikan bahwa orang-orang yang mempunyai jiwa wirausaha baik, itu akhirnya bisa mengelola apapun dengan lebih baik. Singapur itu negara para pedagang yang tidak punya SDA, tapi semua rakyatnya makmur karena semua orang-orang yang ada di sana mempunyai jiwa wirausaha yang baik, Jepang, Taiwan, dan Korea mereka semua hampir bisa menguasai dunia.
Rasulullah dilahirkan dalam keadan yatim tidak punya ayah, usia 6 tahun ibunya wafat dalam perjalanan kembali dari Yasrib sesudah menengok kubur ayahnya, usia 6 tahun Nabi Muhammad yatim piatu tidak punya pegangan. Sampai pada usia 8 tahun 2 bulan Rasulullah di bina, di didik oleh kakeknya Abdul Mutalib, usia 8 tahun 2 bulan itulah kakeknya wafat. Beliau dalam perlindungan Abu Talib pamannya yang tidak sekaya kakeknya. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad menggembala kambing, mencari nafkah sendiri. Usia 12 tahu Rasulullah diajak perjalanan pertama kali ke Syria. Syria itu jauh, kalau Mekah ke Madinah 1500 km, Syria itu jauh lewat Yerusalem ribuan Km. 12 tahun kelas 6 SD tidak pakai pesawat, tidak pakai mobil, masya Allah umur 12 tahun, anak-anak kita umur 12 tahun pas malas-malasnya luar biasa, kita ingat waktu umur 12 tahun (UNIKOT) usaha nipu kolot itu yang terjadi, nyontek jawaban teman, jajan melulu. Jadi masa kecil kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa, semuanya dimudahkan oleh orang tua.

Saudara-saudaraku sekalian yang berbahagia,
Sepulangnya itu beliau begitu senang dengan bisnis, sampai dijazirah Arab terkenal seorang profesional muda yang bernama Muhammad. Asal saudara tahun ketika usia 25 tahun beliau menikah dengan seorang konglomerawati bernama Khadijah. Sesudah minimal 16 kali perjalanan dagang, dan setiap kali beliau berjualan, rata-rata mendapatkan untuk 2 ekor unta betika tua. Subhannallah, maka ketika menikah dengan Siti Khadijah beliau memberi mas kawin 20 ekor unta muda, yang harganya kurang lebih 20 juta harganya.  Kalau harganya 20 juta per-ekor maka maharnya saja hampir ½ milliar rupiah. Mana ada sekarang pengusaha muda di Indonesia yang berani memberi mas kawin ½ milliar kepada istrinya.
Ini Muhammad muda, coba cari sekarang ada tidak di Indonesia umur 25 tahun sudah berani menikah dengan membayar mahar sebesar ½ milliar? Paling toh orang kaya hanya seperangkat peralatan sholat. 20 ekor unta muda itu maharnya saja, dan itu pasti masih ada unta sisanya dirumah. Nah saudara-saudara jadi kita bisa bayangkan betapa dasyatnya orang yang bernama Muhammad itu ketika umur 25 tahun. Ini yang jarang kita pelajari bagaimana etos kerja beliau, padahal beliau no money tidak ada uang, asalnya no skill tidak punya keahlian. Ini yang patut kita pelajari, jadi kalau saudara-saudara. “eh habis saya sih lahirnya dari orang miskin!”. Nabi Muhammad tidak punya bapak. “habis saya sih pendidikannya rendah!”. Nabi Muhammad tidak sekolah. “sehabis saya sih ngak punya modal!”. Nabi Muhammad tidak punya modal. Hayo mau alasan apa lagi?. Kita itu paling hoby bersembunyi dibalik alasan, padahal alasan memperjelas kejelekan kita. Ketika di tanya pak guru. “Bagaimana tugasnya sudah dikerjakan, belum?”. Jawabannya. “Sudah pak tinggak ngetik”. Itu berarti belum saudara-saudara jadi bangsa ini mau sesulit apapun, kita tidak punya pilihan lagi kecuali bangkit untuk semangat, situasi sesulit apapun pilihannya hanya satu yaitu bangkit. Waktu kita terbatas, satu-satunya pilihan kita harus bangkit. Allah maha kaya mau seperti apa saja rejeki Allah tidak akan berkurang. Jadi kalau kita mau bangkit pasti ada rejeki yang diberikan oleh Allah kepada kita.

Rekan-rekan sekalian yang berbahagia,
Jadi kalau ada orang tua yang mengeluh, “waduh ustad, gimana saya kan sudah tua, mana mungkin saya bisa bangkit?”. Jawab ustad. “Tenang kita masih punya cucu”. Bagi yang muda ini kesempatan bahwa kita disiapkan sukses oleh Allah. Allah SWT sudah mengilhamkan potensi sholeh, potensi bejat. Dan kita lahir ke dunia harus mampu berpotensi sholeh dan kita sudah pernah bertarung dengan 150 juta pesaing. Yaitu sel sperma  yang di pertenemukan sel telur itu adalah kita sendiri. We are the winner. Kan begitu? Kita sudah pernah masuki persaingannya. Dan kita lahir jadi mengalahkan 150 juta pesaing. Jadi tekad yang kuat harus kita canangkan mulai sekarang yaitu harus mampu berjiwa besar. Kalau kita lihat sejarah, ternyata baru mulai tahun 1984 ilmu wirausaha ini dikembangkan, padahal Nabi Muhammad 1500 tahun yang lalu sudah mencanangkan bahwa kita jadi kokoh kuat begini justru dengan kewirausahaan yang ada. Dan kuncinya ternyata semua wirausahawan sejati itu sangat bergantung pada masa kecilnya, masa kecil seseorang itulah yang menentukan kualifikasi seseorang. Kalau masa kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong maka bersiaplah menuai anak yang tidak berdaya. Para pengusaha kita sedikit yang masa kecilnya susah, gentel kepada KKN, maka ketika yang digenteli itu roboh, roboh semua.

Saudara-saudaraku sekalin,
Bagi yang masih muda jangan bercita-cita punya pekerjaan, tapi bercita-citalah untuk membuat pekerjaan. Mulai sekarang kita tanamkan jiwa wirausaha. Lihat waktu kita kecil, waktu belajar jalan berdiri sedikit kita jatuh, kemudian bangkit lagi dan kita jatuh lagi. Lutut kita bentol, berdarah tapi kita tidak putus asa.
Sebenarnya potensi berani bertindak sudah ada dalam diri kita, tapi kadang-kadang orang tua kita yang kalau tidak hati-hati bisa melemahkan potensi kita. Jika tidak pernah melakukan tindakan, maka kita juga tidak akan memperoleh pengalaman untuk mengambil pilihan, kita juga tidak akan punya pengalaman untuk mengetahui risiko dari tindakan kita. Dan dalam menyelesaikan urusan bangsa saat ini tidak harus bisa beres hari ini, kita siapkan keturunan kita untuk bisa memperbaikinya, itupun tanggung jawab kita terhadap umat kedepan.

Rabbanaa aatinah fiddunnya hasana waafil aahiratii hasana waakina addaa bannar, subhaana rabbika rabbil ‘izzati ammaa yashifuuna wa salaamun ‘alal mursaliin walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiina.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

2 komentar: