MEMBANGUN JIWA
BERWIRAUSAHA
* YUKTIKA *
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Subhhanallaah
walhamdu lillaah walaailaaha illallaah wallaahu akbar, laa haula wa laa kuwwata
illaa billaahil ‘aliyyn ‘azhiimi. Allaahhumma shalli ‘ala sayyiddina Muhammad
walaaillaaha haallaahi wa asshaabihi adjmaa’in ammaba’adu.
Saudara-saudara
sekalian yang berbahagia,
Tidak
akan mungkin pertemuan ini terjadi kecuali Allah yang menghendaki. Ini adalah
nikmat bagi orang yang bersyukur. Indonesia
dikenal sebagai jamrud khatulistiwa, tapi inilah yang membuat kita jadi sial
karena membuat orang-orang yang mau berbuat dzalim datang menjajah. Kalau saja
negara ini miskin, maka Belanda akan malas datang kesini, Jepang pun malas.
Hampir sejarah umat Islam ini selalu dalam keadaan dijajah juga di Indonesia
ini. 350 tahun dijajah Belanda dan kadang berpikir apa yang kita lakukan selama
350 tahun . Belanda pulang Jepang datang, kemudian Jepang pergi. Sampai
sekarang kita kebagian apa? Rakyat kita banyak sebagai pelayan, pembeli, satpam.
Berapa sih gaji pelayan?. Pabrik banyak, kita hanya sebagai buruh, berapa sih
gaji buruh?. Lalu dengan enak kita menyalahkan orang lain. “Habis sih orang
lain dzalim. Habis sih orang-orang itu licik.” Ini cara yang paling efektif
yang biasa kita lakukan untuk menyembunyikan rasa kalah kita. Kita main hantam
saja menyalahkan orang lain.
Mulai
dari sekarang mari kita sepakati bahwa kita akan sangat
sibuk melihat diri kita sendiri karena sibuk melihatnya orang lain, sampai kita
tidak sadar bahwa kita yang merusak diri kita. Apapun yang dilakukan orang
lain, kalau kitanya benar kita tidak akan pernah rugi, terbunuh sekalipun kalau
benar maka syahid. Oleh karena itu saya harapkan rekan-rekan siap kalau datang
ke Majlis ini, kita akan lebih banyak melihat kedalam diri kita, bukan tidak
boleh melihat orang lain, tapi pondasi melihat orang lain dari mulai melihat
diri sendiri.
Saudara-saudara
sekalian,
Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah SAW
pun, kita hampir tidak tahu bagaimana saat Rasulullah berumur 17 tahun, 20
tahun. Kita baru tahu ketika berumur 25 tahun, tapi itupun bad news tidak enak
dengarnya. Muhammad menikah dengan janda kaya, dari sinilah image yang
terbentuk seakan-akan ada pemuda yang nebeng kekayaan istrinya. Tapi kalau kita
buka dalam diantaranya buku, Muhammad sebagai pedagang (trader). Disana banyak
dikutip selain buku-buku lainnya, bahwa satu hal yang amat sangat jarang kita
pahami adalah bagaimana Nabi Muhammad menjadi seorang profesional. Kita umat
Islam, sekarang babak belur seperti ini karena kita hampir tidak mengerti
bagaimana menjadi profesional.
Sahabat-sahabatku
sekalian yang dimuliakan Allah SWT,
Kalau
kita balik, ada pelajaran yang agak kurang kita pahami yaitu jiwa enteprais
Rasulullah SAW. Inilah yang coba kita kembangkan dalam kesempatan ini karena
kenyataan membuktikan bahwa orang-orang yang mempunyai jiwa wirausaha baik, itu
akhirnya bisa mengelola apapun dengan lebih baik. Singapur itu negara para
pedagang yang tidak punya SDA, tapi semua rakyatnya makmur karena semua
orang-orang yang ada di sana mempunyai jiwa wirausaha yang baik, Jepang,
Taiwan, dan Korea mereka semua hampir bisa menguasai dunia.
Rasulullah
dilahirkan dalam keadan yatim tidak punya ayah, usia 6 tahun ibunya wafat dalam
perjalanan kembali dari Yasrib sesudah menengok kubur ayahnya, usia 6 tahun
Nabi Muhammad yatim piatu tidak punya pegangan. Sampai pada usia 8 tahun 2
bulan Rasulullah di bina, di didik oleh kakeknya Abdul Mutalib, usia 8 tahun 2
bulan itulah kakeknya wafat. Beliau dalam perlindungan Abu Talib pamannya yang
tidak sekaya kakeknya. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad menggembala
kambing, mencari nafkah sendiri. Usia 12 tahu Rasulullah diajak perjalanan
pertama kali ke Syria. Syria itu jauh, kalau Mekah ke Madinah 1500 km, Syria
itu jauh lewat Yerusalem ribuan Km. 12 tahun kelas 6 SD tidak pakai pesawat,
tidak pakai mobil, masya Allah umur 12 tahun, anak-anak kita umur 12 tahun pas
malas-malasnya luar biasa, kita ingat waktu umur 12 tahun (UNIKOT) usaha nipu
kolot itu yang terjadi, nyontek jawaban teman, jajan melulu. Jadi masa kecil
kita bukan masa teruji, bukan masa tertempa, semuanya dimudahkan oleh orang
tua.
Saudara-saudaraku
sekalian yang berbahagia,
Sepulangnya
itu beliau begitu senang dengan bisnis, sampai dijazirah Arab terkenal seorang
profesional muda yang bernama Muhammad. Asal saudara tahun ketika usia 25 tahun
beliau menikah dengan seorang konglomerawati bernama Khadijah. Sesudah minimal
16 kali perjalanan dagang, dan setiap kali beliau berjualan, rata-rata
mendapatkan untuk 2 ekor unta betika tua. Subhannallah, maka ketika menikah
dengan Siti Khadijah beliau memberi mas kawin 20 ekor unta muda, yang harganya
kurang lebih 20 juta harganya. Kalau harganya
20 juta per-ekor maka maharnya saja hampir ½ milliar rupiah. Mana ada sekarang
pengusaha muda di Indonesia yang berani memberi mas kawin ½ milliar kepada
istrinya.
Ini
Muhammad muda, coba cari sekarang ada tidak di Indonesia umur 25 tahun sudah berani
menikah dengan membayar mahar sebesar ½ milliar? Paling toh orang kaya hanya
seperangkat peralatan sholat. 20 ekor unta muda itu maharnya saja, dan itu
pasti masih ada unta sisanya dirumah. Nah saudara-saudara jadi kita bisa
bayangkan betapa dasyatnya orang yang bernama Muhammad itu ketika umur 25
tahun. Ini yang jarang kita pelajari bagaimana etos kerja beliau, padahal
beliau no money tidak ada uang, asalnya no skill tidak punya keahlian. Ini yang
patut kita pelajari, jadi kalau saudara-saudara. “eh habis saya sih lahirnya
dari orang miskin!”. Nabi Muhammad tidak punya bapak. “habis saya sih
pendidikannya rendah!”. Nabi Muhammad tidak sekolah. “sehabis saya sih ngak
punya modal!”. Nabi Muhammad tidak punya modal. Hayo mau alasan apa lagi?. Kita
itu paling hoby bersembunyi dibalik alasan, padahal alasan memperjelas
kejelekan kita. Ketika di tanya pak guru. “Bagaimana tugasnya sudah dikerjakan,
belum?”. Jawabannya. “Sudah pak tinggak ngetik”. Itu berarti belum
saudara-saudara jadi bangsa ini mau sesulit apapun, kita tidak punya pilihan
lagi kecuali bangkit untuk semangat, situasi sesulit apapun pilihannya hanya
satu yaitu bangkit. Waktu kita terbatas, satu-satunya pilihan kita harus
bangkit. Allah maha kaya mau seperti apa saja rejeki Allah tidak akan berkurang.
Jadi kalau kita mau bangkit pasti ada rejeki yang diberikan oleh Allah kepada
kita.
Rekan-rekan
sekalian yang berbahagia,
Jadi
kalau ada orang tua yang mengeluh, “waduh ustad, gimana saya kan sudah tua,
mana mungkin saya bisa bangkit?”. Jawab ustad. “Tenang kita masih punya cucu”.
Bagi yang muda ini kesempatan bahwa kita disiapkan sukses oleh Allah. Allah SWT
sudah mengilhamkan potensi sholeh, potensi bejat. Dan kita lahir ke dunia harus mampu berpotensi sholeh dan kita sudah
pernah bertarung dengan 150 juta pesaing. Yaitu sel sperma yang di pertenemukan sel telur itu adalah kita sendiri. We are the winner. Kan begitu? Kita
sudah pernah masuki persaingannya. Dan kita lahir jadi mengalahkan 150 juta
pesaing. Jadi tekad yang kuat harus kita canangkan mulai sekarang yaitu harus mampu berjiwa besar. Kalau kita
lihat sejarah, ternyata baru mulai tahun 1984 ilmu wirausaha ini dikembangkan,
padahal Nabi Muhammad 1500 tahun yang lalu sudah mencanangkan bahwa kita jadi
kokoh kuat begini justru dengan kewirausahaan yang ada. Dan kuncinya ternyata
semua wirausahawan sejati itu sangat bergantung pada masa kecilnya, masa kecil
seseorang itulah yang menentukan kualifikasi seseorang. Kalau masa
kecilnya selalu dimanja, selalu dimudahkan urusan, selalu ditolong maka
bersiaplah menuai anak yang tidak berdaya. Para pengusaha kita sedikit yang
masa kecilnya susah, gentel kepada KKN, maka ketika yang digenteli itu roboh,
roboh semua.
Saudara-saudaraku
sekalin,
Bagi
yang masih muda jangan bercita-cita punya pekerjaan, tapi bercita-citalah untuk
membuat pekerjaan. Mulai sekarang kita tanamkan jiwa wirausaha. Lihat waktu
kita kecil, waktu belajar jalan berdiri sedikit kita jatuh, kemudian bangkit
lagi dan kita jatuh lagi. Lutut kita bentol, berdarah tapi kita tidak putus
asa.
Sebenarnya
potensi berani bertindak sudah ada dalam diri kita, tapi kadang-kadang orang
tua kita yang kalau tidak hati-hati bisa melemahkan potensi kita. Jika tidak
pernah melakukan tindakan, maka kita juga tidak akan memperoleh pengalaman
untuk mengambil pilihan, kita juga tidak akan punya pengalaman untuk mengetahui
risiko dari tindakan kita. Dan dalam menyelesaikan urusan bangsa saat ini tidak harus bisa beres hari ini, kita siapkan keturunan kita untuk bisa memperbaikinya, itupun tanggung jawab
kita terhadap umat kedepan.
Rabbanaa
aatinah fiddunnya hasana waafil aahiratii hasana waakina addaa bannar, subhaana
rabbika rabbil ‘izzati ammaa yashifuuna wa salaamun ‘alal mursaliin walhamdu
lillaahi rabbil ‘aalamiina.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Terima kasih atas inform.nya
BalasHapusnice post (y)
BalasHapus